Al-Fatihah: The Essence of the Quran



By IOL Living Shariah Staff

[In the name of God, Most Gracious, Most Merciful. Praise be to God, the Cherisher and Sustainer of the worlds; Most Gracious, Most Merciful; Master of the Day of Judgment. Thee do we worship, and Thine aid we seek, Show us the straight way, The way of those on whom Thou hast bestowed Thy Grace, those whose (portion) is not wrath, and who go not astray.] (Al-Fatihah: 1-7)
Surat Al-Fatihah is both a prayer and a full introduction to the message of the Quran.

Surat Al-Fatihah is both a prayer and a full introduction to the message of the Quran.
Surat(chapter) Al-Fatihah is the first chapter of the Quran. According to most of the scholars this was the first complete surah that was revealed to Prophet Muhammad when he was in Makkah.

Before this he received some verses of Surat Al-Alaq, Surat Al-Muzzammil and Surat Al-Muddaththir, but as a complete surah, Al-Fatihah was the first one.

The word "Al-Fatihah" means "opener". So this chapter is the "opener" of the Quran. It has seven verses that are repeated by every Muslim many times during the course of his or her daily prayers.

Thus the chapter is also called the As-Sab Al-Mathani,that is, "the Seven Oft-Repeated." (Al-Hijr 15:87)

This surah also has many other names: Umm Al-Quran(the Essence of the Quran), Al-Asas (the Foundation), Ash-Shafiyah (the Healer), and Al-Kafiyah (the Sufficient).

Prophet Muhammad said that Al-Fatihah is "the greatest chapter in the Quran". (Al-Bukhari)

Surat Al-Fatihah is both a prayer and a full introduction to the message of the Quran.

As a prayer it contains the praise and glorification of God and the human request for God's guidance, direction, and blessings.

Prophet Muhammad said:

God says, I' have divided the prayer between Me and My servant in two halves and for My servant is whatever He asks for.' When the servant says, ‘Praise be to God the Lord of the worlds,' God says, ‘My servant has thanked Me.' When he says, ‘the Most Merciful, the Most Compassionate,' God says, ‘My servant has praised Me.' When he says, ‘Master of the Day of Judgment,' God says, ‘My servant has glorified Me.' And He says, ‘My servant has submitted to Me.' When he says, ‘You Alone we worship and You Alone we ask for help,' God says, ‘This is between Me and My servant and for My servant whatever he asks.' When he says, ‘Guide us to the straight path' God says, ‘This is for My servant and for My servant whatever he asks for. (Muslim)

As an introduction to the Quran, Al-Fatihah contains all the basic principles that are given in detail in the Quran.

It tells us that we are surrounded by God's grace and favors; He is the Source of all love and mercy, and for that, we should be thankful to Him.

It also teaches the following lessons: Life on earth is not permanent. Everyone will die one day and God will judge us. He alone is the Master of that Day and we must worship Him and Him alone.

It reminds us that God is the only One Who can really guide;We must seek His help and He has all the power to give us whatever we need.

It calls for righteous actions in this life. It speaks about life after death and the consequences of human action and behavior. It tells us that the true guidance comes through God's prophets and messengers. They were the people who were truly guided, and they received God's grace and mercy. Those who turned away from that path were those who went astray and they incurred the wrath of God and His punishment.

Basic Principles in Al-Fatihah

-The essence of religion is thankfulness to God.

-God is the Lord and Sustainer of the whole universe.

-God is very kind, loving, and merciful.

-God is also the Judge, and He does not tolerate injustice, evil, and sin.

-The Day of Judgment will inevitably come.

-Worship should be only for God, and all prayers for requests should be directed to Him alone.

-One should continuously seek God's guidance and remain on the path of truth and righteousness.

-True righteousness comes when we follow the example of those who were righteous and who were under God's grace: the prophets, messengers, and pious and devoted people of God.

-One should always be careful not to make the Most Merciful angry.

-One should never ignore the path of guidance and should always be careful not to go astray.

After this introduction comes the rest of the Quran. Muslims consider Al-Fatihah as the prayer and the Quran as the answer to that prayer.
Read more

Adab-Adab berdoa

Ayat-ayat Al-Qur’an maupun Hadits Nabi banyak menyebutkan pentingnya doa dalam kehidupan kita, dan bagaimana hal itu seharusnya diamalkan. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan cara merendahkan diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang melampaui batas, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah Allah memperbaikinya, dan berdoalah kepadaNya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah itu amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S Al-A’raf: 55-56).

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda, “Doa itu ibadah.” (HR Abu Daud & At-tirmidzi). Dalam hadits lain disebutkan, “Barang siapa dibukakan pintu doa, berarti pula telah dibukakan pula untuknya pintu rahmat. Dan tidak ada yang dimohonkan kepada Allah yang lebih disukainya selain dimohonkan ‘afiat. Suatu doa memberikan manfaat kepada apa yang telah diturunkan. Dan tidak ada yang dapat menolak ketetapan Tuhan kecuali doa. Karena itu berdoalah kamu sekalian”. (HR At-Tirmidzi).

Jika suatu doa telah dimohonkan dengan tata cara yang benar, ia pasti akan diterima, meskipun dengan penerimaan yang berbeda-beda . dalam suatu hadits disebutkan, “Setiap muslim di muka bumi yang memohon sesuatu kepada Allah, pasti permohonannya itu dikabulkan Allah, atau Allah akan menjauhkannya dari kejahatan, selama ia berdoa yang tidak membawa dosa atau memutuskan tali silaturrahmi,” (HR At-tirmidzi).

Rasulullah SAW juga bersabda, “Tidak ada sesuatu yang paling mulia dalam pandangan Allah selain berdoa kepada-Nya ketika dalam keadaan lapang (tidak dalam keadaan sulit)”. (HR Al-Hakim). Hadits ini menekankan pentingnya berdoa dalam keadaan lapang, karena kebanyakan diantara kita hanya berdoa dalam keadaan sulit. Berdoa disaat sulit adalah wajar dan menjadi kebutuhan kita, tapi kita tak boleh lupa memohon kepadaNya dalam keadaan lapang. Hadits lain menyebutkan, “Doa itu senjata orang mu’min, tiang agama, serta cahaya langit dan bumi.”

Dalam kitab Ihya ‘Ulumuddin, Imam Ghazali menjelaskan adab berdoa. Apabila seseorang ingin berdoa kepada Allah, hendaknya ia melakukannya dengan cermat dan memelihara adab berdoa sebagai berikut:

A. Pilihlah waktu yang baik dan mulia, seperti pada hari Arafah, bulan Ramadhan, hari jum’at, sepertiga terakhir dari waktu malam, dan pada waktu sahur.

B. Lakukanlah dalam keadaan khusus, seperti ketika bersujud dalam sholat, ketika berhadapan dengan musuh di medan perang, ketika turun hujan, sebelum menunaikan sholat dan sesudahnya, ketika jiwa sedang tenang dan bersih dari segala gangguan setan, dan ketika menghadap ka’bah.

C. Menghadaplah kearah kiblat

D. Rendahkanlah suara, antara terdengar dan tidak – oleh orang yang berada di sisi kita

E. Jangan bersajak, melainkan cukup dengan kata-kata biasa yang sederhana, sopan, dan tepat, mengenai sesuatu yang diperlukan. Tidak berarti kita tidak bolehberdoa dengan kata atau kalimat yang indah. Yang tidak diperbolehkan ialah dengan cara yang dibuat-buat sehingga mengesankan berlaku tidak pantas kepada Allah SWT. Amat baik jika kita memilih lafal doa yang diterima dari Rasulullah SAW, yang kandungannya sesuai dengan yang kita mohonkan.

F. Khusyu’lah dan tadharru’ dengan merasakan kebesaran Allah dan kekuasaanNya

G. Kukuhkan keyakinan bahwa doa kita akan diperkenankan oleh Allah, dan tidak merasa gelisah jika doa itu belum terkabul.

H. Ulang-ulangi doa itu dua-tiga kali. Sesuatu yang sangat kita dambakan akan lebih baik jika dibaca berulang-ulang dua-tiga kali

I. Pujilah Allah pada permulaan doa

J. Bertobatlah sebelum berdoa dan hadapkan diri dengan sesungguhnya kepada Allah.

Imam Nawawi berkata, ”Doa itu sebaiknya dimulai dengan kalimah tahmid (puji-pujian) dan disudahi dengan kalimat tahmid juga”. Sesudah itu membaca sholawat kepada nabi, sekurang-kurangnya Allahumma shalli ‘ala Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallim (Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada nabi Muhammad, keluarganya, para sahabatnya, dan berikanlah kesejahteraan kepada mereka).




Read more

Dahsyatnya Sholawat

Ditulis oleh Ustadz Nur Rohim Yunus, Lc
Shalawat dan salam marilah kita sanjungkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw dan keluarga, sahabat-sahabat serta para pengikutnya.
Ada empat perbuatan ringan yang apabila kita lakukan, maka kita termasuk golongan orang yang tidak terpuji.
1. Seseorang yang membuang air kecil sambil berdiri, 2. Seseorang yang mengusap dahinya sebelum selesai dari shalat, 3. Seseorang yang mendengar adzan tetapi ia tidak menirukan seperti apa yang diucapkan muadzin, 4. seseorang yang apabila mendengar nama Nabi Muhammad Saw disebut, tetapi tidak membacakan shalawat atasnya.
Sabda Nabi Muhammad Saw:

أربع من الجَفَاءِ أن يبول الرجل وهو قائم، وأن يمسح جبهته قبل أن يفرغ من الصلاة، وأن يسمع النداء فلا يشهد مثل ما يشهد المؤذّن، وأن أذكر عنده فلا يصلي عليّ. (رواه البزار والطبراني)
Artinya:
“Empat perbuatan termasuk perbuatan yang tidak terpuji, yaitu (1) bila seseorang buang air kecil sambil berdiri, (2) seseorang yang mengusap dahinya sebelum selesai dari shalat, (3). Seseorang yang mendengar adzan tetapi ia tidak menirukan seperti yang diucapkan muadzin, (4) seseorang yang apabila mendengar namaku disebut, tetapi ia tidak membacakan shalawat atasku. (HR. Bazzar dan Tabhrani)

Dalam ibadah sehari-hari, sebenarnya ada sebuah perbuatan ringan yang apabila kita lakukan mendatangkan akibat yang maha dahsyat, dan apabila kita tinggalkan maka kita termasuk golongan orang yang tidak berbalas budi.
Pada saat kita telah diberi bantuan oleh orang lain, sudahlah pasti akan mengucapkan terima kasih yang tak terhingga, atau mungkin mengucapkan doa untuk kebaikannya. Begitu pula dengan Rasulullah Saw yang telah mengeluarkan kita dari lembah kegelapan menuju alam terang benderang, maka sudahlah pantas bagi kita untuk selalu mengucapkan sholawat dan salam atas beliau, sebagai ungkapan rasa terima kasih dan kecintaan kita atas segala jasa dan perjuangan yang tak tertandingi di alam jagad ini.
Dalam ibadah-ibadah lain, Allah Swt memerintahkan kepada hamba-hambaNya untuk mengerjakannya, namun khusus dalam perintah membaca shalawat, Allah Swt menyebutkan bahwa Allah sendiri bershalawat atasnya, kemudian memerintahkan kepada malaikatNya, baru kemudian pada orang-orang yang beriman untuk bershalawat atasnya. Dengan hal ini semakin menunjukkan bahwasanya melakukan shalawat atas Nabi muhammad saw, tidak cuma sekedar ungkapan terima kasih, tetapi ia juga menjadi ibadah yang utama.
Bila kita ingin mengetahui bahwa shalawat termasuk ibadah yang utama, maka perhatikan dan renungkan firman Allah Swt dalam al-Quran:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya, bershalawat atas Nabi, wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkan salam penghormatan kepadanya”. (QS. Al-Ahzab 56).

Dari ayat tersebut kita mengetahui, Allah Swt saja sang Pencipta jagad raya dan mahkluk seluruh dunia termasuk diri kita yang kecil ini, mau bershalawat terhadap Nabi Muhammad Saw, dan juga para malaikat yang telah dijamin tak akan berbuat kesalahan turut bershalawat terhadap nabi, mengapa diri kita yang telah diselamatkan beliau masih melupakan ibadah yang teramat mulia ini. Sesungguhnya perbuatan seseorang menunjukkan pada perangai dirinya.
سيرة المرء تنبأ عن سريرته

Shalawat adalah sebuah ibadah yang tidak berbatas alam, jarak ataupun waktu. Artinya bila diucapkan maka akan menembus alam langit yang sangat jauh, didengar para malaikat, lalu turut menyampaikan doa bagi manusia yang mengucapkannya, dan menembus Alam kubur menyampaikan salam yang diucapkan manusia kepada Nabi Muhammad Saw.
Nabi Saw bersabda:
ما منكم من أحدٍ سلّم علي إذا متُّ إلا جاءني جبريل فقال جبريل يا محمد هذا فلان ابن فلان يُقرئك السلام، فأقول وعليه السلام ورحمة الله وبركاته. (رواه أبو داود).
Artinya:
“Tidak ada salah seorang di antara kamu yang mengucapkan salam kepadaku sesudah aku mati melainkan malaikat jibril datang kepadaku seraya mengucapkan: ‘wahai Muhammad, ini Fulan bin Fulan mengucapkan salam untukmu, maka aku menjawab: “dan atasnya salam dan rahmat serta berkah dari Allah”. (HR. Abu Daud)
Lalu apa fadhilah mengucapkan shalawat dan salam atas junjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw?
Ada beberapa riwayat dari hadist Rasulullah Saw, Atsar sahabat Radiallahu anhum dan pengalaman beberapa ulama yang mengisyaratkan imbalan bagi mereka yang mau bershalawat.

1). Shalawat membersihkan dosa
Sabda Nabi Saw:
صلّو عليّ فإن الصلاة علي زكاةٌ لكم واسألوا الله لي الوسيلة، قالوا وما الوسيلة يا رسول الله؟ قال: أعلى درجةٍ في الجنة لا ينالها إلا رجلٌ واحدٌ وأنا ارجو أن يكون أنا هو. (رواه أحمد في مسنده)
“bacalah shalawat atasku karena sesungguhnya shalawat atasku membersihkan dosa-dosamu, dan mintalah kepada Allah untukku wasilah”. Para sahabat bertanya: “apakah wasilah itu?” beliau menjawab: “derajat yang paling tinggi di sorga yang hanya seorang saja yang akan memperolehnya dan aku berharap semoga akulah orang yang memperolehnya”.

2). Shalawat berpahala sepuluh rahmat Allah dan menghapus sepuluh kesalahan
Sabda Nabi Saw:
من صلّى علي صلاةً واحدة صلى الله عليه عشر صلوات وحطّ عنه عشر خطيآت (رواه النسائي)
“barangsiapa yang membaca shalawat atasku satu shalawat maka Allah akan menurunkan sepuluh rahmat kepadanya dan menghapus sepuluh kesalahannya” (HR. Nasai)

3). Dikabulkan hajat di dunia dan akhirat
Sabda beliau Saw:
من صلى علي في اليوم مائةَ مرّةٍ قضى الله له مائةَ حاجةٍ، سبعين منها في الآخرة وثلاثين في الدنيا
“barangsiapa yang membacakan shalawat untukku pada suatu hari seratus kali, maka Allah akan memenuhi seratus hajatnya, 70 di antaranya nanti di akhirat dan 30 di dunia. (Kitab Jam’ul Jawami’, Hal: 796)

4). Terangkatnya derajat manusia
Sabda beliau Saw:
من صلى عليّ من أمتي مخلصاًَ من قَلبِه صلاةً واحدةً صلّى اللهُ عليه عشر صلواتٍ ورفع عشر درجاتٍ ومحا عنه عشر سيئاتٍ. (رواه النسائ)
“barangsiapa di antara umatku yang membacakan shalawat atasku satu kali dengan ikhlas dari lubuk hatinya, maka Allah menurunkan sepuluh rahmat kepadanya, mengangkat sepuluh derajat kepadanya, dan menghapus sepuluh kesalahan”. (HR. Nasai)

5). Menjadikan doa cepat terkabul
Bahwasanya Umar bin Khattab Ra berkata: “Saya mendengar bahwa doa itu ditahan diantara langit dan bumi, tidak akan dapat naik, sehingga dibacakan shalawat atas nabi Muhammad Saw”. (Atsar Hasan, Riwayat Tirmidzi)

Saudara-saudara kaum muslimin sidang jum’ah yang berbahagia.
Ada sebuah cerita, bahwasanya ulama besar Sufyan ats Tsauri sedang thawaf mengelilingi ka’bah dan melihat seseorang yang setiap kali mengangkat kaki dan menurunkannya senantiasa membaca shalawat atas nabi. Sufyan bertanya: “Sesungguhnya engkau telah telah tinggalkan tasbih dan tahlil, sedang engkau hanya melakukan shalawat atas Nabi. Apakah ada bagimu landasan yang khusus? Orang itu menjawab: “Siapakah engkau? Semoga Allah mengampunimu. Sufyan menjawab: “Saya adalah sufyan ats tsauri”. Orang itu berkata: “seandainya kamu bukanlah orang yang istimewa di masamu ini niscaya saya tidak akan memberitahukan masalah ini dan menunjukkan rahasiaku ini”.
Kemudian orang itu berkata kepada sufyan: “sewaktu saya mengerjakan haji bersama ayahku, dan ketika berada di dekat kepalanya ayahku meninggal dan mukanya tampak hitam, lalu saya mengucapkan “innalillah wa inna ilahi rajiun” dan saya menutup mukanya dengan kain. Kemudian saya tertidur dan bermimpi, dimana saya melihat ada orang yang sangat tampan, sangat bersih dan mengusap muka ayahku, lalu muka ayahku itu langsung berubah menjadi putih. Saat orang yang tampan itu akan pergi, lantas saya pegang pakaiannya sambil bertanya: “wahai hamba Allah siapakah engkau? Bagaimana lantaran kamu Allah menjadikan muka ayahku itu langsung berubah menjadi putih di tempat yang istimewa ini?. Orang itu menjawab: “apakah kamu tidak mengenal aku? Aku adalah Muhammad bin Abdullah yang membawa al-Quran. Sesungguhnya ayahmu itu termasuk orang yang melampaui batas (banyak dosanya) akan tetapi ia banyak membaca shalawat atasku. Ketika ia berada dalam suasana yang demikian, ia meminta pertolongan kepadaku, maka akupun memberi pertolongan kepadanya, karena aku suka memberi pertolongan kepada orang yang banyak memperbanyak shalawat atasku”. Setelah itu saya terbangun dari tidur, dan saya lihat muka ayahku berubah menjadi putih. (Dari Kitab: Tanbihun Ghofilin, as-Samarqhondi, hal: 261)
Begitu dahsyatnya balasan shawalat terhadap Nabi Saw. sehingga bagi siapapun yang mengucapkannya akan melibatkan Allah, para malaikat dan Nabi Muhammad Saw langsung membalasnya, tidak cuma balasan pahala, imbalan atau keselamatan di akhirat, tetapi juga mendapat syafaat dari Nabi Muhammad Saw.
Orang yang mendengar shalawat atas nabi, tetapi tidak menjawabnya lalu ia meninggal dan masuk neraka, maka Allah menjauhkan dari RahmatNya.
Sabda Nabi:
“Jibril datang kepadaku dan berkata: “wahai Muhammad, barangsiapa yang mendapatkan bulan ramadhan namun ia tidak diampuni dosanya, lalu ia mati dan masuk neraka, maka Allah akan menjauhkan dari RahmatNya. Aku menjawab: “amin”. Jibril berkata lagi: “barangsiapa yang masih bertemu dengan kedua orangtuanya atau salah satu diantaranya kemudian tidak berbuat baik pada orang tuanya, lalu mati dan masuk neraka, maka Allah menjauhkan dari rahmatNya. Aku menjawab: “Amin”. Jibril berkata lagi: “barangsiapa yang disebutkan namamu (muhammad) namun ia tidak membacakan shalawat lalu ia mati dan masuk neraka, maka Allah menjauhkan dari rahmatNya. Aku mengucapkan “Amin”. (HR. Ibnu Hibban).
Ucapkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad Saw, disaat kita senggang, disaat akan menggubah posisi kegiatan kita, disaat kapanpun, dimanapun selagi kita mampu. Dan bila ada yang mengucapkan shalawat:
اللهم صلى على محمد وعلى آل محمد
Maka kita menjawab:
اللهم صلى وسلم وبارك على محمد

Jangan lupakan shalawat, karena bila kita lupa berarti kita telah melupakan seseorang yang telah menunjukkan kita kejalan yang lurus yaitu Nabi Muhammad Saw. bila kita telah melupakan shalawat berarti kita telah melupakan dan keliru dari jalan yang seharusnya kita tempuh menuju sorga.
“barangsiapa yang lupa membaca shawalat atasku, berarti ia telah keliru dari jalan ke sorga” (HR. Ibnu majah).
Read more

Selawat Ibrahimiyah


اللّهُمَّ صّلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ
اللهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إبْرَاهِيْمَ
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

“Ya, Allah curahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah curahkan shalawat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, curahkanlah barakah kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah curahkan barakah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)


Berkata setengah ulama sesiapa membaca selawat ini 1000 kali Insya Allah dia akan bertemu Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam di dalam tidurnya. Dan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Sesiapa yang membaca selawat ini nescaya aku saksikan baginya di hari qiamat dengan pengakuan dan aku beri syafaat baginya."


Lafaz selawat ini sebagus-bagus dan selengkap-lengkap dan sempurna-sempurna lafaz ke atas junjungan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Sebab itu selawat ini ditentukan bacaannya di dalam sembahyang.

Fadhilatnya:-
  1. Menurut Ahmad As-Shawi, barangsiapa membaca selawat ini akan mendapat syafaat dan pertolongan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam di hari qiamat.
  2. Mendapat pahala yang besar kerana selawat ini tergolong sebagai selawat utama.
Read more

Allohumma shalli ala Muhammad



O noble believers, humbly and constantly request Divine Benediction for him,saluting him repeatedly with utmost love and respect.
- Holy Quran 33.56

Salawat are the prayers of angels and humanity praising and invoking blessing upon the Prophet Muhammad, the Crown of Creation and the Axis of Manifest Being, may Allah the Exalted bestow His grace ceaselessly upon him. Know that Allah desires the salawat prayer from our heart and greatly rewards it. For in actuality it is Allah who is praising the Prophet with the tongue of humanity. In the love between Allah, the Prophet and his ummat, humanity, resides the great secret of Creation. Allah is praised, the Prophet is praised and humanity is praised on the breath of Love coursing though the salawat, bringing all back to the Source of Love.

In the practice of Sufism everything is witnessed as part of oneself. Allah Most High and His noble prophets are within one’s being, as is the entire creation, from the angelic heavens to the lowest realms. Therefore when we pray for blessings upon the Prophet Muhammad, we may envision him before us or inside our self, either in his human form or as brilliant light. His being is our own inner heart, he is the precious pearl of our self. All humanity is his body. We beseech Allah to offer him the peace and blessings so that they originate from the Source of All Blessedness.

Whenever the name of the holy Prophet is mentioned we invoke blessings upon him: salallahu ‘alayhi wa salam, ‘Blessings and peace be upon him.’

When offering the Fatiha outside of the salat prayer, we begin with the salawat:

Allahumma salli ‘ala sayyidina Muhammad
O Allah bless our master Muhammad,
wa ‘ala ali Muhammad
the family of Muhammad,
wa sahbihi wa sallim
and all of his companions througout time,
and shower them with great peace.


O Allah, You Who are the only Reality and the loving foundation of our existence, please send Your blessings which are inestimable and beyond our understanding, to the Prophet Muhammad who is the soul of our being, and upon his family, and upon his intimate lovers, and upon the entire human family which is his blessed community.

This shorter version is also used:

Allahumma salli ‘ala sayyidina Muhammad salallahu ‘alayhi wa salam

Our love for the Prophet expands our Fatiha to inconceivable dimensions: “Disappear with ecstatic love into the Prophet of Allah, and you will disappear into Allah in mystic union (Nur al-Jerrahi, Atom).”

When Holy Quran revealed that the believers should send praises upon the Prophet, the companions came to him asking how they should praise him. After a long silence, the Prophet responded with the following salawat. Since that time, it has been recited in the seated portion of salat. It may also be recited outside of salat.

Allahumma salli ‘ala sayyidina Muhammadin
O Allah, shower your Grace upon our Master Muhammad
wa ‘ala ali Muhammadin
and upon his family
kama sallayta ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim
as you have showered Your Grace upon Abraham
and the family of Abraham,
innaka Hamidun Majid
indeed You are Most Praiseworthy and Glorious.
Wa barik ‘ala sayyidina Muhammadin
And bless our Master Muhammad
wa ‘ala ali Muhammadin
and his family
kama barakta ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim
as You have blessed Abraham and the family of Abraham,
innaka Hamidun Majid
truly You are Most Praiseworthy and Glorious.


Allah Most High has revealed that when we pray for blessings upon Muhammad, Allah sends ten blessings upon us.
Read more