Adab-Adab berdoa

Ayat-ayat Al-Qur’an maupun Hadits Nabi banyak menyebutkan pentingnya doa dalam kehidupan kita, dan bagaimana hal itu seharusnya diamalkan. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan cara merendahkan diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang melampaui batas, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah Allah memperbaikinya, dan berdoalah kepadaNya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah itu amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S Al-A’raf: 55-56).

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda, “Doa itu ibadah.” (HR Abu Daud & At-tirmidzi). Dalam hadits lain disebutkan, “Barang siapa dibukakan pintu doa, berarti pula telah dibukakan pula untuknya pintu rahmat. Dan tidak ada yang dimohonkan kepada Allah yang lebih disukainya selain dimohonkan ‘afiat. Suatu doa memberikan manfaat kepada apa yang telah diturunkan. Dan tidak ada yang dapat menolak ketetapan Tuhan kecuali doa. Karena itu berdoalah kamu sekalian”. (HR At-Tirmidzi).

Jika suatu doa telah dimohonkan dengan tata cara yang benar, ia pasti akan diterima, meskipun dengan penerimaan yang berbeda-beda . dalam suatu hadits disebutkan, “Setiap muslim di muka bumi yang memohon sesuatu kepada Allah, pasti permohonannya itu dikabulkan Allah, atau Allah akan menjauhkannya dari kejahatan, selama ia berdoa yang tidak membawa dosa atau memutuskan tali silaturrahmi,” (HR At-tirmidzi).

Rasulullah SAW juga bersabda, “Tidak ada sesuatu yang paling mulia dalam pandangan Allah selain berdoa kepada-Nya ketika dalam keadaan lapang (tidak dalam keadaan sulit)”. (HR Al-Hakim). Hadits ini menekankan pentingnya berdoa dalam keadaan lapang, karena kebanyakan diantara kita hanya berdoa dalam keadaan sulit. Berdoa disaat sulit adalah wajar dan menjadi kebutuhan kita, tapi kita tak boleh lupa memohon kepadaNya dalam keadaan lapang. Hadits lain menyebutkan, “Doa itu senjata orang mu’min, tiang agama, serta cahaya langit dan bumi.”

Dalam kitab Ihya ‘Ulumuddin, Imam Ghazali menjelaskan adab berdoa. Apabila seseorang ingin berdoa kepada Allah, hendaknya ia melakukannya dengan cermat dan memelihara adab berdoa sebagai berikut:

A. Pilihlah waktu yang baik dan mulia, seperti pada hari Arafah, bulan Ramadhan, hari jum’at, sepertiga terakhir dari waktu malam, dan pada waktu sahur.

B. Lakukanlah dalam keadaan khusus, seperti ketika bersujud dalam sholat, ketika berhadapan dengan musuh di medan perang, ketika turun hujan, sebelum menunaikan sholat dan sesudahnya, ketika jiwa sedang tenang dan bersih dari segala gangguan setan, dan ketika menghadap ka’bah.

C. Menghadaplah kearah kiblat

D. Rendahkanlah suara, antara terdengar dan tidak – oleh orang yang berada di sisi kita

E. Jangan bersajak, melainkan cukup dengan kata-kata biasa yang sederhana, sopan, dan tepat, mengenai sesuatu yang diperlukan. Tidak berarti kita tidak bolehberdoa dengan kata atau kalimat yang indah. Yang tidak diperbolehkan ialah dengan cara yang dibuat-buat sehingga mengesankan berlaku tidak pantas kepada Allah SWT. Amat baik jika kita memilih lafal doa yang diterima dari Rasulullah SAW, yang kandungannya sesuai dengan yang kita mohonkan.

F. Khusyu’lah dan tadharru’ dengan merasakan kebesaran Allah dan kekuasaanNya

G. Kukuhkan keyakinan bahwa doa kita akan diperkenankan oleh Allah, dan tidak merasa gelisah jika doa itu belum terkabul.

H. Ulang-ulangi doa itu dua-tiga kali. Sesuatu yang sangat kita dambakan akan lebih baik jika dibaca berulang-ulang dua-tiga kali

I. Pujilah Allah pada permulaan doa

J. Bertobatlah sebelum berdoa dan hadapkan diri dengan sesungguhnya kepada Allah.

Imam Nawawi berkata, ”Doa itu sebaiknya dimulai dengan kalimah tahmid (puji-pujian) dan disudahi dengan kalimat tahmid juga”. Sesudah itu membaca sholawat kepada nabi, sekurang-kurangnya Allahumma shalli ‘ala Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallim (Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada nabi Muhammad, keluarganya, para sahabatnya, dan berikanlah kesejahteraan kepada mereka).